Ahok Siap Melawan Tuhan, Tetapi bertekuklutut Kepada Segelintir Orang Orang Kecil, Perempuan dan Anak Kecil.

Fachruddin Siapa yang tak kenal Ahok di Indonesia ini, wajar karena Ahok bukan orang sembarangan, Jangankan petugas hukum, pejabat ataupun siapa di dunia ini maka Ahok tak akan pernah merasa takut, karena Tuhanpun di lawan. Setidaknya ada dua perumpamaan terkait ini dan Tuhan sebagai bandingannya. Pertama adalah Ketua Bepeka yang dianggap ngaco oleh Ahok, dipermisalkan yang ngaco itu Tuhan, maka Tuhan dipastikan akan mendapat perlawanan dari Ahok, jangan dikata Ketua Bepeka. Yang kedua masalah penutupan jalan, yang program yang telah diprioritaskan  itu ternyata akan menyentuhh Tuhan, maka dengan terpaksa Ahok lebih berpihak kepada penyelesaian program yang telah dianggarkan. Jadi andaikan Tuhan beralamat di jalan itu, maka dengan berat hati Ahok tetap akan menutup jalan itu.

Sebenarnya secara teologis Ahok merasa telah menyetujui sebuah komitmen kepada Tuhan dan dalam hal ini Tuhan telah berkenan menerima dan menujui setidaknya tiga hal,  pertama (1) Tuhan akan memasukkan Ahok ke Syurga, kedua (2) Ahok di syurga mendapatkan jatah rumah, ketiga (3) Ahok di syurga mendapat jatah makan. Adalah  kesepakatan yang sangat sulit untuk didapatkan oleh penganut Islam yabg taat sekaliopun. Oleh karenanya maka ancaman kepada Tuhan setelah seseorang telah dijanjikan sesuatu yang luar biasa di syurga itu adalah hal yang tidak mudah dipahami.

Tetapi sangat mudah dipahami bila Ahok tidak punya rasa takut kepada siapapun, apakah itu pejabat, poitikus, intelektual, apatah lagi  hanya seorang ualama, sebesar apapun dan seluas apapun ilmunya. Karena ulamapun juga manusia, karena Tuhanpun akan dilawan manakala tidak sejalan dengan apa yang diyakini dan dipatuhi Ahok.

Tetapi manusia, tetaplah manusia, memang apapun pangkat dan jabatannya serta seluas apapun ilmunya maka itu sangat tidak sebanding dengan kekuasaan dan ilmu Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Mengetahui, serta Maha Bijaksana. Sejatinya sangat tak pantas  seorang manusia, seberapapun hebatnya untuk melakukan perlawanan prontal kepada Tuhan. Adalah terlalu kecil bagi Tuhan untuk menghadapi seorang manusia.

Adalah seorangh Fir’aun dahulu, bukan melakukan perlawanan kepada Tuhan, melainkan melakukan persaingan dengan Tuhan, karena dia mengaku dialah sebagai Tuhan itu. Fir’aun akhirnya menyudahi hidupnya secara hina. Berdasarkan sejarah yang bisa baca melalui kitab suci agama samawi, digambarkan bahwa Fir’aun pada saat itu benar benar memiliki kekuasaan yang luar biasa didunia, tetapi akhirnya kehebatan Fir’aun diakhiri secara hina.

Bila dibandingkan dengan Fir’aun, belum ada seujung kukunya, kekuasaan Ahok  yang formal adalah sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan sulit dipungkiri ada sejumlah pejabat tinggi negara yang segan dan sangat menghormatinya. Sehingga mungkin mencapai satu juta orang yang terdiri dari ulama, pimpinan organisasi,  ustadz, dan lain lain yang tergabung dalam unjuk rasa damai 4 November 2016 memang sepertinya tak berdaya.

Tetapi Tuhan yang kuasa ternyata diperistiwa lain, hanya belasan orang miskin Jakarta, dibantu perempuan dan anak anak disetiap kecamatannya, ternyata mampu mengusir Ahok, dan Ahok tunggang langgang menghindar mereka, terpaksa naik angkot untuk lari meminta perlindungin ke Kantor polisi terdekat yang kita yakin juga di pimpoin oleh seorang Polisi berpangkat kecil. Artinya Ahok takluk kepada sekelompok kecil; rakyat kecil yang didukung sejumlah perempuan lemah serta anakl anak kecil, dan Ahok berhasil diselamatkan oleh supir angkot yang dipastikan dikemudikan oleh orang kecil dalam menuju kantor kecil, yang logisnya dipimpion oleh yang berpangkat kecil pula.

Berdasarkan Youtube yang dapat kita tonton ulang nampak sekali yel yel penangkapan Ahok dijeritkan oleh perempuan dan anak anak kecil. yang sebelum yel yel itu diperdengarkan merekapun sempat bersalaman dan selfi selfian akrab. Tetapi walaupun hanya anak anak yang meneriakkan tangpap Ahok maka suasanapun terpicu gelisah serta menambah keberanian sejumlah orang dewasa. Walaupun seperti diberitakan oleh Teman Ahok sendiri yang mengatakan bahwa mereka yang ditugaskan mengganggu Ahok sebenarnya tak lebih dari 15 orang perkecamatan di seluruh Jakarta, maka itu sangat kecil adanya.

Tetapi jeritan sejumlah anak  kecil dan orang perempuan yang hanya puluhan perkiraannya itu ternyata hasilnya cukup menggetarkan, terbukti teman Ahok bergegas meninggalkan tempat dan menumpang angkot yang sama sekali tak pantas ditumpangi seorang hebat semacam Ahok. Tetapi itulah bila Tuhan telah menggerakkan, Ia akan menjadi luar biasa, bila Ahok hanya memiliki kesombongan kecil, maka yang  akan menjatuhkannya, juga cukup anak kecil.  Wallohua’lam bishowab.

Tinggalkan komentar